Cermin merupakan pintu masuk ke dunia lain, argumen
yang didasarkan pada Foton, pusaran energi, dan keterikatan mekanika Kuantum.
Dunia ini luar biasa,
banyak hal di sekitar kita tidak terlihat atau menyadarinya. Contohnya Decode
atau dikenal dalam ilmu pengetahuan sebagai mainstream penampakan cahaya.
Cahaya yang terlihat merupakan bagian spektrum elektro-magnetik, yang hanya
menyumbang sekitar 0,005 persen di alam semesta. Sementara 95 persen
lainnya adalah energi gelap atau informasi yang tidak terlihat.
Cahaya yang terlihat
hanya membentuk sebagian kecil dari spektrum elektro-magnetik, maka kita hanya
melihat sebagian kecil dari 0,005 persen di alam semesta. Bahasa kasarnya ‘Kita
buta’ dan sebagian besar dari kita tidak menyadari apa yang tidak terlihat.
Cermin, Pintu Masuk Dunia Lain
Apakah pikiran sadar
kita terpaku dengan realitas saat ini? Dapatkah cermin menciptakan keretakan
diantara dunia yang menakutkan dalam realitas dunia paralel? Ada alam semesta
yang berbeda, petunjuk keberadaan mereka sudah cukup untuk membuat kita
bertanya-tanya.
Dan beberapa peneliti
mengatakan jawaban yang sama, dunia lain benar-benar Ada! Dunia yang kita lihat
sebenarnya terbalik dan dikoreksi oleh otak, semuanya terlihat dalam Dua
Dimensi yang dikonversi menjadi sebuah ilusi 3D melalui paralaks dari dua organ
terpisah, yang disebut mata.
Kita tidak dapat melihat gelombang radio atau ultraviolet, atau
masuk ke dimensi lain. Kebanyakan manusia tidak memiliki indera untuk melihat
banyak hal yang ada, sehingga hanya melihat bagian dari realitas.
Realitas dalam bentuk
yang paling dasar selalu dianggap sebagai suatu konstruksi. Apa yang kita lihat
akan selalu berada di masa lalu, sementara pikiran dimasa sekarang, namun alam
semesta di sekitar kita berada di kaca dan menyusut, hanya imajinasi yang dapat
mengantisipasi masa depan.
Yang kita lihat selama
ini sebagai realitas hanyalah puncak menara, ketika melihat bintang di angkasa
maka sebenarnya melihat masa lalu dan beberapa bintang yang terlihat mungkin
tidak ada lagi. Hal yang sama juga berlaku pada apa yang terdengar, tercium
(bau), sentuhan, dan bahkan rasa. Segala sesuatu yang di rasakan tertunda
sementara pikiran beroperasi mendekati kecepatan cahaya.
Menurut Dr.Michio
Kaku, manusia saat ini berinteraksi dengan alam semesta atau dunia
paralel. Di dunia lain hanya sebagai persepsi luar, kita beraktifitas dalam
ruang tetapi kuantum string bergetar pada tingkat yang sedikit berbeda sehingga
kita tidak menyadari perjalanan panjang.
Pintu dimensi mungkin
saja sebuah pusaran, atau pintu masuk dunia lain yang lebih stabil menggunakan
sifat-sifat benda-benda fisik untuk menjembatani kesenjangan antara string yang
bergetar di Quanta. Tapi, benarkah benda-benda fisik itu seperti cermin?
Mitos, Olkutisme Dan Tradisi Cermin
Daya tarik okultisme pada cermin telah digunakan
selama berabad-abad, cermin digunakan banyak peramal dan pendeta tinggi sejak
zaman Sumeria kuno. Mitos dan legenda sering memiliki inti kebenaran dalam diri
mereka, mungkin ada kebenaran di dalam kepercayaan mistik bahwa sifat cermin,
konstruksi fisik yang unik, membuka beberapa pintu atau portal ke dunia lain.
Cerita fiksi Lewis
Carroll, Through the Looking Glass, menggunakan cermin sebagai portal ke dunia
lain di mana pahlawan pemberani, Alice, terjalin dalam petualangan baru setelah
perjalanan pertamanya melalui lubang kelinci. Pelihat dan penyihir, semua
mempercayai bahwa cermin memiliki kekuatan khusus yang tertanam dalam diri
mereka dan dapat diakses dengan mantra yang tepat atau ritual.
Penulis Edgar Allan Poe
terkesan membenci cermin, dalam cerita The Philosophy of Furniture, dia
menuliskan kisah dibalik misteri cermin. Cermin dianggap terpisah dari
refleksinya, cermin yang disajikan terus menerus datar, tidak berwarna,
permukaan datar tak henti-hentinya, suatu hal yang selalu menyenangkan dan
jelas. Cermin dianggap sebagai reflektor kuat dalam menghasilkan cerita
mengerikan, dan kejahatan diperburuk dalam cerita ini, tidak hanya proporsi
langsung dari augmentasi sumbernya, tetapi juga dalam rasio yang terus
meningkat. Bahkan sebuah ruangan dengan empat atau lima cermin diatur secara
acak, semua untuk satu tujuan. Seperti dalam acara seni, tatanan ruang yang
tidak ada bentuk sama sekali.
The Dream of Red Chamber, sebuah novel Cina kuno
yang menceritakan kisah seorang biksu Tao dengan kemampuan magis yang
menciptakan cermin dua sisi, mencerminkan kebenaran di satu sisi dan keburukan
di sisi lain. Banyak orang merasa memiliki sensasi lain ketika melihat bayangan
mereka dalam cermin, mata menatap tanpa berkedip. Bahkan meyakini kekuatan
mistik yang melekat pada cermin dan dianggap ajaib.
Cermin
diyakini bisa mengungkapkan visi masa depan, neraka, setan, hantu, yang
sesungguhnya dari kekuatan paranormal. Cermin telah digunakan untuk
mengirimkan mantra, pembunuhan, memata-matai saingan, bahkan perjalanan waktu.
Praktek menggunakan cermin sebagai alat paranormal sering disebut pengintai,
dan beberapa diantara tradisi masih menggunakannya.
Dunia Lain Dalam Sudut
Pandang Fisika
Lawrence Krauss, profesor fisika Arizona State
University pernah menulis sebuah buku Hiding in the Mirror: the Mysterious
Allure of Extra Dimensions, from Plato to String Theory and Beyond. Krauss
bertanya-tanya apakah ada dunia lain dalam cermin dan jika penemuan ilmiah
selama beberapa ratus tahun mengarah pada realisasi, cermin mungkin sebuah
jendela untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Krauss mengulas tentang
ilmu empiris dalam dua abad terakhir, dimulai dengan penemuan hukum
elektromagnetisme yang akhirnya menimbulkan pertanyaan besar tentang hubungan
antara ruang waktu. Kemudian Albert Einstein memecahkan misteri itu pada tahun
1915 melalui teori relativitas. Dari sini awal penemuan subatomik, termasuk
penemuan partikel positron, muon, neutrino, dan quark yang telah membawa umat
manusia ke pemahaman baru dari empat kekuatan di alam, dan entah bagaimana
gravitasi secara fundamental berbeda dari kekuatan lain dengan cara yang masih
belum bisa dipahami.
Upaya mengungkap misteri gravitasi dan mekanika
kuantum menyebabkan para ilmuwan pada tahun 1980 mengeksplorasi teori string,
dengan kemungkinan adanya dimensi ekstra. Penemuan-penemuan baru cenderung
mendukung dunia lain yang tidak banyak diketahui, seperti yang dikatakan Krauss
dalam sebuah artikel internal, bahwa ilmu tidak beroperasi dalam ruang hampa.
Ide-ide tentang dimensi ekstra terus berkembang sepanjang tahun, dan mungkin
akan mengatakan kepada kita tentang sesuatu. Jika tidak mengungkapkan tentang
dunia alami maka setidaknya tentang pikiran manusia.
Cermin adalah portal
fisik yang berdiri sendiri, tidak lain merupakan energi yang bebas dari
penahanan yang ada di berbagai tempat di dunia. Atau disebut pusaran waktu
spasial, fenomena ini berada dalam bidang pusaran pergeseran fase.
David Deutsch pernah mengadakan serangkaian
percobaan dengan Foton untuk membuktikan bahwa ketika melewati celah ganda,
foton diblokir oleh pergeseran fase dan tidak dapat terjadi proses kecuali
bergerak ke dimensi lain atau realitas. Berdasarkan argumen foton, tentunya
menguatkan anggapan mereka yang meyakini bahwa cermin bisa menjadi gerbang ke
dunia lain.
Referensi : vivaforum dan wikipedia